Bayangkan jika lahan yang biasanya hanya bisa panen sekali dalam setahun, tiba-tiba bisa panen tiga kali. Inilah yang sedang diupayakan Kementerian Pertanian (Kementan) melalui modernisasi alat dan mesin pertanian (alsintan) di berbagai wilayah, salah satunya di Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat.
Wakil Menteri Pertanian, Sudaryono, menyampaikan langsung pesan penting saat menyerahkan sejumlah bantuan alsintan kepada petani di Ketapang. Mulai dari combine harvester hingga traktor roda dua dan empat, diberikan sebagai bentuk komitmen pemerintah untuk mendukung petani bekerja lebih cepat, efisien, dan tentunya menghasilkan lebih banyak.
“Alat ini bukan milik pribadi, bukan milik kepala desa, bukan ketua kelompok. Ini milik negara, diberikan untuk kelompok. Tidak boleh dijual, tidak boleh disewakan mahal-mahal. Kalau dijual, itu pidana. Alat ini harus kerja setiap hari. Kalau sudah selesai di satu tempat, silakan dipakai di tempat lain,” tegas Sudaryono, dikutip dari siaran pers pada Selasa (24/6/2025).
Menurutnya, dengan penggunaan alsintan, produktivitas pertanian bisa naik drastis. Salah satu indikatornya adalah peningkatan Indeks Pertanaman (IP), yakni angka yang menunjukkan berapa kali lahan ditanami dalam setahun. Dari semula hanya satu kali panen, kini bisa menjadi dua hingga tiga kali.
“Kalau olah tanah masih pakai tenaga sapi atau alat manual, waktunya lama. Panen pun bisa berhari-hari hanya untuk satu hektar. Tapi kalau pakai combine harvester, satu hektar bisa selesai dalam dua jam saja,” ujarnya.
Strategi yang digunakan sederhana namun efektif. Begitu panen selesai, lahan langsung diolah dan ditanami kembali. Benih sudah disiapkan lebih dulu sehingga tidak ada waktu yang terbuang. Hasilnya? Siklus tanam jadi lebih cepat dan panen pun bisa dilakukan beberapa kali dalam setahun.
Gubernur Kalimantan Barat, Ria Norsan, yang turut hadir dalam kegiatan tersebut, menyampaikan dukungannya terhadap program modernisasi alsintan. Ia berharap para petani bisa merawat alat yang diberikan, karena jika digunakan secara kolektif dan terorganisir, alsintan ini bisa membantu masyarakat luas.
“Kalau bisa panen tiga kali, hasilnya bisa disimpan, dijual, bahkan ditabung. Siapa tahu dari pertanian ini, bapak ibu bisa pergi umrah atau naik haji,” kata Norsan memberi semangat.
Lebih dari sekadar bantuan alat, program ini merupakan bagian dari upaya besar Kementerian Pertanian untuk menjadikan Indonesia lebih tangguh dalam menghadapi krisis pangan global. Dengan alsintan modern dan pola tanam yang efektif, petani tidak hanya bekerja lebih ringan, tapi juga berpeluang mendapatkan penghasilan lebih besar.
Sumber : mediaindonesia.com